Sabtu, 07 Agustus 2010

KATA SAMBUTAN MAHASISWA BARU UNAND 10/11

KATA SAMBUTAN

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Allah SWT sehingga pada detik ini kita masih dikaruniakan bermacam-macam nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Shalawat dan Salam teruntuk baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Pertama kami ingin menyampaikan selamat kepada kawan-kawan para mahasiswa baru angkatan 2010 atas keberhasilannya melewati persaingan yang sangat ketat dalam meraih tempat belajar di universitas ini. Kami percaya bahwa tentunya kawan-kawan akan menggunakan kesempatan yang berharga ini untuk berkarya secara maksimal baik dalam hal meningkatkan kemampuan akademik maupun dalam hal peningkatan soft skill. Kami berharap agar kawan-kawan dapat segera menyesuaikan diri dan mampu berkarya secara baik dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang telah tersedia di universitas ini.
Kedepannya dalam melewati masa studi di kampus ini, membagi waktu akan menjadi faktor penting bagi kawan-kawan supaya dapat melakukan proses pembelajaran secara utuh dan menyeluruh. Melalui berbagai kegiatan ko-kurikuler yang telah terstruktur dan terencana dengan baik, sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Unand akan melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kedewasaan dan kemandirian mahasiswa. Dengan demikian, kawan-kawan bisa secara aktif untuk memanfaatkan dan mengikuti dengan baik berbagai kegiatan tersebut. Tentunya, baik Unit kegiatan mahasiswa di universitas maupun tingkat fakultas akan menjadi salah satu pilihan kawan-kawan untuk bisa belajar berorganisasi dengan suasana yang dipenuhi dengan kekeluargaan.
Kami percaya bahwa kawan-kawan masuk ke Unand ini dengan berbagai latar belakang dan tujuan. Dan mungkin saja salah satu dari tujuan kawan-kawan tersebut mengarah kepada kesejahteraan kehidupan pribadi atau keluarga yang lebih baik di masa depan. Namun disisi lain kami mengingatkan sebagai warga negara Indonesia, kita tentunya juga memiliki kewajiban bersama untuk mensejahterakan dan memajukan bangsa Indonesia. Agar kewajiban kita dapat dilaksanakan, kami berharap kawan-kawan dapat bekerja secara kreatif, inovatif, produktif dan ikhlas, dengan baik dan sungguh-sungguh tanpa melanggar rambu-rambu dan norma ataupun aturan lainnya. Negara kita membutuhkan para pembuat karya, bukan hanya para pembeli. Ketika kawan-kawan sudah duduk di bangku Universitas ini, besar harapan kami kawan-kawan mampu menjadi problem solver dari berbagai masalah yang tengah dihadapi bangsa kita.
Semoga Allah SWT melimpahkan kepada kita semua rasa kepedulian dan kebersamaan yang tinggi dan kekuatan serta kesabaran dalam menjalankan berbagai aktivitas dan tugas kita di kampus yang sama-sama kita banggakan ini. Terakhir kami sampaikan kepada kawan-kawan selamat berkarya dan berkontribusi nyata.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Edi Kurniawan
Presiden Mahasiswa Unand 2010/2011

REFLEKSI GERAKAN MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS

REFLEKSI GERAKAN MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS
Edi Kurniawan
Sumatera barat merupakan provinsi yang banyak melahirkan para pemimpin muda. Dimulai dari era Muhammad Hatta sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, Muhammad Natsir perdana menteri pertama Indonesia, Muhammad Yamin, Tan Malaka dan sederetan nama yang memili kontribusi besar terhadap pemerintahan ini. Aktivitas fisik dan pemikiran mereka membuat nama mereka terkenal dan mengharumkan nama Indonesia lebih khusus daerah Sumatera Barat.
Nah serkarang kita lihat orang-orang besar tersebut semuanya lahir di kampus, dalam artian lain mereka adalah orang-orang yang terdidik. Maka dari fakta tersebut kita dapat melihat bahwa kampus merupakan sarana yang efektif untuk pembentukan karakter pemuda dan daya kritis interaktif mereka terhadap berbagai gejala sosial kemasyarakatan. Sumatera Barat sebagai daerah yang memiliki budaya intelektual tinggi memiliki Universitas Andalas. Universitas tertua diluar pulau Jawa dan memiliki sejarah yang panjang.
Mari kita melihat peran gerakan mahsiswa di Universitas ini, di mulai dengan terbentuknya senat mahasiswa pada era 60 an pada era ini gerakan mahasiswa banyak berorientasi pada penjagaan keutuhan NKRI, berlanjut dengan DEMA peran mahasiswa sudah mulai dibatasi dengan lahirnya NKK/BKK yang berdampak pada terkukungnya gerakan mahasiswa, dan hanya berorientasi hanya pada bagaimana tamat secepat mungkin. Pada era ini kepedulian mahasiswa kurang terhadap permasalahan masyarakat. Begitu juga dengan Universitas Andalas juga berdampak sama dengan universitas –universitas lainnya. Pada tahun 1998 ada era reformasi UNAND memiliki andil besar dalam merancang terbentuknya gerakan reformasi di Sumatera Barat. Pola gerakan pada era 1998 ini masih pada pengarahan massa dalam bentuk aksi massa atau demonstrasi. Berbagai tragedi terjadi mulai dari pencurian kursi Gubernur SUMBAR.
Dan pada tahun 1999 sampai sekarang UNAND sudah masuk ke era gerakan mahasiswa santun, kritis dan tidak terlalu mengandalkan aksi masa. Dan pada era ini berubah bentuk gerakan mahasiswa dengan dibentukya BEM dimana semua lembaga mahasiswa berada dalam ruang lingkup KM atau Keluarga Mahasiwa. Maka mulailah mahasiswa belajar bagaimana mengelola negara mahasiswa dalam rangka sebagai Iron stoke untuk masa depan.
Mengenai peran sudah banyak yang dilakukan oleh mahasiwa UNAND dalam mencurahkan kepedulian terhadap berbagai hal, mulai dari social, politik, akademik, dalm pembenahan system yang ada di UNAND itu sendiri. Tsunami di Aceh menjadi bukti bahwa mahasiswa UNAND memiliki kepedulian social, aksi tolak kenaikan BBM, kenaikan SPP, dana PI dan mengenai kebijakan-kebijakan pihak pimpinan Universitas yang menyimpang dari garis-garis yang telah disepakati. Peran lembaga lembaga mahasiwa semakin terasa ketika mereka melakukan advokasi terhadap mahasiswa yang lulus tapi tidak memiliki dana untuk melanjutkan ke pendaftaran.
Dari gambaran diatas maka dapat kita simpulkan gerakan mahasiswa adalah sarana efektif untuk memberikan kontribusi terhadap fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan dalam berbangsa dan bernegara. Di akhir tulisan ini tiada kata lain kecuali bergerakdan bergerak karena diam itu kematian. Hidup Mahasiswa! Selamat berkontribusi.

Kebudayaan Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa di Era Glogalisasi*

Kebudayaan Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa di Era Glogalisasi*
Edi Kurniawan*
Kehadiran globalisasi tentunya mempunyai dampak bagi kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut bisa meliputi dua sisi yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif nya adalah memberikan seluas-luasnya transformasi informasi dan teknologi. Sedangkan dampak negatifnya adalah tereduksinya nilai-nilai kebudayaan yang semestinya menjadi karakter setiap bangsa. Pengaruh globalisasi diberbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, maupun sosial dan kebudayaan yang nantinya akan mempengaruhi nilai-nilai budaya bangsa. Kondisi kemajuan pengaruh globalisasi yang cepat dan ketat menutut setiap negara untuk berbenah diri dalam persaingan tersebut.
Arus globalisasi memberikan dampak yang cukup luas bagi masyarakat Indonesia. Kenapa tidak? Jika kita melihat para orang tua dulu tidak perlu kuatir dengan anak-anak mereka akan terpengaruh dengan budaya barat, karena ini justru bertentangan dengan budaya Timur, sekarang justru sebaliknya orang tua sulit mengendalikan dan tidak ada yang tidak resah. Pengaruh arus globalisasi tidak hanya menembus batas-batas Negara, tetapi telah memasuki ranah individu (pribadi). Salah satu permasalahan kecanggihan teknologi sebagai bahagian dari kebudayaan globalisasi tidak diperuntukan sebagaimana fungsinya.
Permasalahan intern dalam negeri pun belum lah menemukan titik terang. Setelah pasca reformasi lebih kurang 12 tahun, Indonesia masih memiliki segudang kendala dalam membangun bangsa ini. Semangat reformasi yang diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia dan diharapkan dapat menyembuhkan “penyakit” degradasi moril bangsa ini serta menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, ternyata belum lah apa-apa. Bahkan, bisa dikatakan pemerintahan pasca reformasi dengan pemerintah orde baru tidaklah memiliki perbedaan yang cukup besar. Indonesia merupakan salah satu Negara yang masih bertengger dalam Negara terkorup di Asia maupun di Dunia. Sebutlah misalnya, Politik uang (money politics), angka korupsi yang tinggi, tindakan anarkis, gejolak dari kelompok maupun golongan yang siap mengancam NKRI, redupnya karakter heroic, melemahnya rasa persaudaraan, dan semakin tajamnya individualisme. Akibatnya, Jati diri dan karakter bangsa Indonesia di semua lini, mulai dari aspek individu, masyarakat, pengambil kebijakan, serta seluruh elemen yang ada mengalami disorientasi.
Nilai-nilai budaya, pendidikan dan Karakter
Kondisi kemajuan teknologi dan informasi yang berlangsung cepat dan ketat di era globalisasi ini menuntut kita untuk dapat mempersiapkan dalam persaingan tersebut. Bangsa ini perlu berbenah diri dengan memperhatikan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan nilai-nilai karakter budaya bangsa untuk mampu bersaing dalam kompetisi tersebut.
Yang menjadi permasalahan yang mencuat kepermukaan dalam aspek pendidikan, dintaranya:
1. Aspek Individu masih lemahnya inisiatif atau motivasi pribadi. Jika aspek ini mampu mereduksi semua kemauan yang ada maka penerimaan dari aspek lainya akan sangat mudah.
2. Aspek pendidikan formal/sekolah mengalami berbagai permasalahan,antara lain: kurikulum overload, kualitas dan kuantitas pendidik yang kurang memadai, anggaran, fasilitas dan yang lainnya. Seharusnya sekolah memeliki relevansi yang kuat dalam pembentuk karakter bangsa dari nilai-nilai budaya yang ditanamkan sejak dini. Namun, realitanya sekolah justru sebagai transfer of knowledge dari pada sense of character building.
3. Aspek Pendidikan Keluarga/Informal sebagai salah satu aspek yang menentukan. Keluarga yang mampu memberikan kenyamanan pendidikan Comfortable place nantinya bisa menunjang pemahaman urgensi pentingnya pendidikan dan values of culture (nilai-nilai budaya).
4. Aspek Pendidikan Non formal/masyarakat.

Dari semua permasalahan diatas, maka perlu adanya tindakan/solusi yang tepat dan strategis dalam penguatan jati diri dan nilai-nilai budaya sebagai landasan integral pendidikan kebudayaan. Tentunya mesti melibatkan semua pihak baik itu individu, pendidikan formal, keluarga, masyarakat, pemerintah dan pelaku budayawan sendiri. Maka seharusnya, semua permasalahn tersebut tidak di tanggapi dengan arti parsial, akan tetapi lebih komprehensif yang nantinya bisa memberikan pemahaman dan penyadaran yang merata dalam pembangunan karakter dan jati diri bangsa.

Pelestarian nilai-nilai budaya penguat jati diri bangsa.

Untuk memahami tentang nilai-nilai budaya secara utuh, maka perlu kita memahami pengertian kebudayaan dalam kehidupan sosial serta makhluk budaya. Salah satu definisi yang pernah diberikan oleh Tylor menyebutkan bahwa kebudayaan adalah kompleksitas keseluruahn dari pengetahuan, keyakinan, moral, hokum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Sederhanya, sesuatu yang dipelajari masyarakat dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota masyarakat. Selanjutnya dari Kamus Besar Indonesia mendefenisikan:
(a) kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, antara lain kepercayaan, keseniaan, dan adat istiadat;
(b) Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalamannya serta yang menjadi pedoman tingkah lakunya (suatu pendekatan antropologi).

Untuk mentransformasikan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa kepada seluruh komponen masyarakat bangsa ini. Ada empat komponen yang cukup strategis,antara lain;
1. Komponen Pelaku Budaya, komponen ini merupakan pemain utama dalam pelestarian budaya.
2. Komponen Akademisi yang mengkaji dan meneliti sejauh mana peran dari budaya tersebut mampu diterjemahkan kemasyarakat. Mulai dari tingkat Sekolah (Guru dan Siswa), Universitas (Dosen dan Mahasiswa) dan komponen akademis (termasuk LSM) yang fokus pada penelitian kebudayaan.
3. Komponen Pengambil Kebijakan, baik itu pemerintah (Eksekutif) maupun Legislatif (DPR). Selama ini RUU Kebudayaan belumlah mampu mengakomodir seluruh komiditi yang ada dan definisinya masih terlalu luas. Perlu ketegasan dalam penyusunan RUU Kebudayaan ini kembali, sebelum pengesahan dilakukan.
4. Komponen masyarakat, penerimaan masyarakat yang baik terhadap pengenalan dan penyadaran tentang pelestarian kebudayaan sangat membantu dari seluruh elemen yang ada. Apalah artinya jika aspek Pelaku Budaya, Akademisi, Pengambil Kebijakan telah melaksanakan fungsinya namun masyarakat tidak menerima. Maka dibutuhkan balancing keseimbangan dari seluruh komponen yang ada.

Jati diri manusia sebagai makhluk sempurna terletak pada pembentukan karakternya berdasarakan keseimbangan dan pengembangan daya-daya yang dianugrahkan Allah Swt melalui asal kejadianya antara tanah yang membentuk jasmani dan ruhani yang melahirkan butir-butir daya nalar, daya kalbu dan daya hidup. Jati diri manusia sebagai makhluk sempurna bisa diwujudkan melalui dari pembentukan karakternya berdasarkan keseimbangan antara unsur-unsur tersebut sehingga bisa melahirkan jiwa yang kuat dan konsisten sesuai kemanusiaan manusia, memiliki integritas, dedikasi dan loyalitas, baik hubungan horizontal dan vertical antara Allah Swt dan sesama manusia.

Peran ILMIBSI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra Se-Indonesia) dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa

ILMIBSI sebagai salah satu lembaga yang focus terhadap persoalan-persoalan pendidikan budaya dan karakter (nation and character building) bangsa memliki peranan penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Peran ini tidak terlepas dari maksud dan tujuan pendirian lembaga ini. Kelahiran ILMIBSI tidak terlepas dari cita-cita dalam rangka memberikan kontribusi serta ide-ide dan gagasannya terhadap permasalahan yang ada pada bangsa ini. Secara umum, factor utama pendorong kelahiran ILMIBSI yang umurnya masih relative muda, bermula dari keprihatinan terhadap melemahnya jati diri dan karakter bangsa. Kegelisahan terhadap pengklaiman produk budaya, pengaruh arus globalisasi, disintegrasi budaya bangsa, serta ketidaksiapan terhadap perkembangan informasi dan teknologi ini merupakan bahagian dari kelahiran lembaga ini.
Untuk mengimplementasikan maksud dan tujuannya, termasuk kaitannya mendukung dan mensukseskan peran dalam pengembangan pendidikan nilai-nilai budaya (values of culture) dan pembentukan karakter bangsa yang konkrit. ILMIBSI melaksanakan usaha-usaha yang dirumuskan dalam beberapa kegiatan di setiap daerah dan provinsi. Dalam sumbangsih dari kegiatan-kegiatan ILMIBSI diantaranya Pengkajian berupa seminar dan diskusi, Koordinasi kondisi perkembangan budaya di daerah-daerah, pelestarian budaya, pengenalan budaya, dll.
Maka dari itu, ILMIBSI mengajak keseluruh masyarakat serta semua komponen yang ada untuk dapat memperkuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang nantinya memperkokoh jati diri bangsa.


Penutup
Dari uraian diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa permasalahan melemahnya pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai batu bata penyusun jati diri bangsa, dewasa ini mestilah menjadi focus utama semua elemen bangsa kita termasuk para pemimpin, pengambil kebijakan (Eksekutif dan legislative), pendidik, akademisi, tokoh masyarakat, budayawan, pemuda, tokoh agama, etnis, suku maupun semua golongan.
Dengan usaha bersama ini diharapkan, akan terwujud sebuah harapan baru untuk selalu bersama-sama melangkah membangun nilai-nilai luhur budaya sendiri dalam menumbuhkembangkan karakter dan jati diri bangsa ini. Dengan demikian masalah dan usaha membangun karakter bangsa melalui pendekatan pendidikan, budaya, dan agama menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama dari berbagai semua level yang ada.
Diantara usaha yang mampu kita lakukan dalam rangka menata kembali pengenalan dan pembinaan karakter bangsa adalah melalui pendidikan ,penguatan budaya bangsa, implementasi nilai-nilai budaya/moral, penguatan ruhiyah dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan didalam masyarakat, dll.
Disini, sebagai perwakilan pemuda/mahasiswa pemerhati jati diri dan karakter bangsa. Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra Se-indonesia (ILMIBSI) kedepannya mampu menjadi orang yang terdepan dalam melahirkan insan-insan inisiator, penggerak maupun penggagas dalam mempertahankan Kebudayaan bangsa indonesia. Tidaklah mungkin budaya bangsa ini dibela oleh bangsa disebrang sana, tidaklah mungkin mereka yang melestarikan nilai-nilai budaya bangsa ini, tiada kata lain kita lah sebagai putra-putri bangsa yang setia membelanya.


End Note
1. Disampaikan dalam Seminar “Kebudayaan Untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas, 12 Mei 2010 di Ruang Seminar E Limau Manis.
2. Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas, Gubernur BEM FAK SASTRA UA periode 2008/2009, Wakil Sekjend Ikatan Lembaga Mahasiswa Budaya dan Sastra Se Indonesia.
3.Presiden Mahasiswa BEMKM Unand 10/11

Pidato Kenegaraan Presiden Mahasiswa

Pidato Kenegaraan Presiden Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas
( BEM KM UNAND Periode 2010/2011 )
EDI KURNIAWAN
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yang kami hormat Rektor Universitas Andalas
Yang kami hormati PR III Universitas Andalas
Yang kami hormati Dekan Fakultas Universitas Andalas
Yang kami hormati Ketua MPM, Gubernur BEM F, Ketua UKM.
Yang Saya banggakan Rekan-rekan seperjuangan Kepengurusan Kabinet “Kontribusi Nyata” BEMKM UA 2010/2011 Serta Undangan lainnya,
Puji syukur kita sampaikan ke hadirat Ilahi Robbi yang pada hari ini kita dapat berkumpul di Gedung ini untuk melaksanakan pelantikan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Andalas periode 2010/11. Sehubungan dengan itu pada hari ini sebagai tim utama yang akan menjalankan organisasi ini akan dilantik dan telah siap untuk melaksanakan Visi dan Misi BEM. Saya secara pribadi mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus BEM yang akan dilantik, dan semoga dengan masuknya saudara di jajaran Kabinet, BEMKM senantiasa menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi secara internal, lokal, regional maupun global.
Hadirin yang terhormat,
Pada kepengurusan ini visi dan misi Badan Eksekutif Mahasiswa KM UNAND akan dimuarakan pada “Eksistensi Gerakan Mahasiswa yang berbasis nilai keintelektualan, mentalitas dan moralitas”. Dan perlu saudara ketahui visi dan misi saya ini lahir sebagai jawaban atas permasalahan yang melanda tubuh kampus Unand dan bangsa kita ini. Walaupun, mungkin tidak seideal yang saudara pikirkan. Karena saat ini tiga nilai tersebut sudah mengalami degradasi. Padahal, hal ini sangatlah diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat sosial maupun masyarakat akademis seperti yang kita lalui bersama. Intelek, mentalitas dan bermoral janganlah hanya menjadi slogan, tapi harus bisa membudaya dan menjadi tradisi mahasiswa Universitas Andalas sehingga sinergitas civitas akademika dengan BEMKM bisa diwujudkan. Kalau sinergitas semua komponen di lingkungan UNAND terwujud, tidak mustahil visi dan misi kita bersama bisa lebih cepat terwujud.
Hadirin yang kami hormati,
Untuk mencapai visi tadi, saya telah menggoreskan dalam sebuah misi yang akan di implementasikan supaya apa yang di harapkan bisa terwujud. Misi saya selama satu tahun kedepan yaitu :
1. melakukan poling representatif untuk mengetahui persoalan mahasiswa dan menjadikannya sebagai acuan prioritas program kerja
2. meningkatkan soliditas antar organisasi mahasiswa dan optimalisasi peran lembaga dalam memperjuangkan kesejahteraan mahasiswa.
3. fokus kepada upaya pemerataan dan peningkatan sdm
4. fokus kepada persoalan-persoalan mahasiswa dan masyarakat dalam hal pelaksanaan fungsi sosial kontrol
5. mengedepankan aspek community deveopment dalam perancangan program kemasyarakatan
6. membangun kemitraan strategis dengan banyak pihak dengan tetap mengedepankan independensi dan sikap kritis

Hadirin yang berbahagia,
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut perlu dibentuk kabinet yang akan menjadi ujung tombak pergerakan. Pada kepengurusan tahun ini saya namakan KABINET KONTRIBUSI NYATA yg terdiri dari Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden, Mensesneg dan tujuh Menteri departemen yaitu Departemen PPSDM, Depkeu, Deplu, Depdagri, DepKessma, Deplitbang, dan dept infokom serta satu Biro Admin dan Kestari. Dalam satu tahun kedepan “Kabinet Kontribusi Nyata” diperlukan kerja keras dan semangat yang tinggi, karena diluar sana rekan2 kita telah menanti harapan atas perubahan dan pergerakan yang nyata untuk universitas andalas, sumbar maupun bangsa Indonesia.
Hadirin yang berbahagia,
Betapapun hebatnya kepengurusan BEMKM UA, tidak akan sukses tanpa dukungan dari semua civitas akademika; rector, pr3, dekan fakultas, ukm, hima, dan kawan-kawan semua. Maka kami akan tetap berharap dukungan semua elemen mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkungan UNAND guna tercapainya visi dan misi yang kita cita-citakan ini. Sehingga perwujudan Unand yang bermatabat bukan hanya sebuah asa dari sebuah harapan.
Tanpa kawan-kawan semua, kami tidak berarti apa-apa.
Hadirin yang berbahagia,
Masa depan bangsa dan negara Indonesia, masa depan universitas andalas ini terletak di pundak pemuda yang berkepribadian cerdas, tanggap, tangguh, trampil, berbudi luhur, bersatu, menjaga identitas bangsa dan eksistensi negara sepanjang sejarah manusia. Pada hari ini kita melihat, betapa malunya kita, ternyata kita masih disibukan oleh masalah2 internal yang tak kunjung selesai. Kalaulah visi dan misi kita tadi dapat diwujudkan, maka saya yakin sekali akan memberikan efek yang luarbiasa, seperti efek bola salju, semakin menggiliding semakin besar pengaruhnya. Sehingga kita tidak akan mengenal lagi bahasa-bahasa kepentingan primordial, arogansi lembaga, kelompok tertentu maupun mahasiswa yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Hiduuup Mahasiswa!!!!
Sehingga timbul pertanyaan besar bagi kita sendiri, kapan kita berkontribusi terhadap bangsa kita yang sakit ini? Kapan kita mendengar jeritan rakyat kecil yang mati karena kelaparan? Kapan kita bisa mewujudakan generasi muda yang mengenyam pendidikan tanpa pembedaan? Ini adalah sebagian kecil pertanyaan yang perlu kita jawab dari hati nurani kita masing-masing. Karena hakikatnya kewajiban yang harus kita tunaikan terlalu banyak dari pada waktu yang kita miliki.
Hadirin yang berbahagia.
Dalam buku Penakluk Rezim Orde Baru karangan Muridan S Widjojo menuliskan sebuah renungan “Haruskah mahasiswa diam dan tak berani berteriak untuk membela dan memperjuangkan rakyat, walau hanya sekedar keberanian berkata”. Seperti yang kita ketahui, visi reformasi hanya tinggal kenangan oleh para elit2 politik yang tidak bertanggung jawab. Seperti contoh, Kasus Century yang dianggap oleh Jaksa dan KPK tdk memiliki unsure korupsi dan merugikan Negara. Lalu, kasus Konspirasi Aspirasi Dana anggota DPR RI yang terus menguak. Maka saatnya mahasiswa memberikan peran kontribusinya, jangan sampai kita sebagai mahasiswa hanya bisa demo. Seperti dalam buku karangan Andri Ahmad.
Untuk skop sumbar kita akan menjadi motor penggerak bersama-sama dengan kawan-kawan BEM se-Sumatera barat. Karena tidak menjadi rahasia umum lagi BEM Unand merupakan kiblatnya pergerakan BEM se-Sumbar. Untuk itu isu –isu yang bersifat kedaerahan kita akan lebih mensolidkan kembali dengan kawan-kawan BEM sumbar. Ibarat sapu lidi semakin besar ikatan sapu tersebut maka akan semakin mudah dan cepat pula sampah-sampah tersebut di bersihkan. Sedangkan untuk tataran Nasional, BEM SI adalah instrument yang sangat urgent sekali untuk koordinasi dan menggawang isu-isu yang sifatnya Nasional tersebut. Apalagi BEM Unand di mata nasional sudah tidak asing lagi dengan pergerakan yang telah dilakukannya.
Mari kita terus bergerak, karena diam berarti penghianatan. Jangan jadikan pengorbanan para pahlawan bangsa berlalu tanpa makna, mari kita teruskan perjuangannya menuju bangsa yang adil dan sejahtera dengan segenap daya yang kita miliki.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Padang, 11 Juni 2010
Presiden Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas




EDI KURNIAWAN